Assalammualaikum
wr wb
Kali
ini bahasan saya adalah: Kenapa ya orang Indonesia susah sekali menaati
peraturan? padahal peraturannya mudah dan sederhana (menurut saya), atau apakah tidak sesederhana itu menurut mereka ya?
Langsung
ke contoh ya…
Contohnya
nih…
Peraturan di SPBU. Di tempat ini sudah ada himbauan berupa gambar
dan juga tulisan bahwasannya kita tidak boleh merokok, maen henpon, dan maen
kamera di area ini. Nahh, merokok dan maen hp ini nih, yang paling sering saya
liat. Pernah tu, satu mobil isinya anak sma semua, pada merokok sambil antri
isi bahan bakar, kacanya dibuka dikit, tangannya yang ada rokok dikeluarin. Dia
aja gak mau hirup asap rokoknya, pake dikeluarin segala asapnya. Hirup sendiri!!
Esmosi mamak…
Belom
lagi, sambil ngantri, yang naek sepeda motor maenin hp. Haizz..
Pada
gak tau ya mereka, kalo perbuatannya itu berbahaya. Bisa memicu ledakan. Silahkan
di search di youtube, berapa banyak kecelakaan berlangsung karena hal-hal ini. Mending
kalo meledak, dia meledak sendiri, nah kalo meledaknya ngajak-ngajak? Nehi lah….
Ga ridho sayah..
Contoh
selanjutnya
Peraturan di pesawat. Kan kita diharuskan mematikan hp, ya kan…
Dari
mulai pesawat tutup pintu, sampai pesawat landing, hp harus dalam keadaan mati.
Kalau mau hidupkan, ntar pas udah masuk gedung airport. Ini ndak begitu, di
semua penerbangan yang saya naik, pesawat baruuu aja landing, blom parker lagi,
masih nyari tempat parkir, hp-hp pada bunyi. Takut kali gak dijemput.
Tu
juga bisa bikin bahaya lhooo… #garuk-garuk-pala-yang-ndak-gatal
Aturan di tempat umum. Misalnya di kendaraan umum; angkot, kereta
api, bus, baik yang ber ac ataupun yang tidak ber ac. Pada merokok. Padahal ada
lho peraturan yang tidak memperbolehkan merokok di tempat umum.
Sejak tahun 1999, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003
tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Indonesia telah memiliki peraturan
untuk melarang orang merokok di tempat-tempat yang ditetapkan. Peraturan
Pemerintah tersebut, memasukkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada bagian enam
Pasal 22 – 25. Pasal 25 memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok.
Selanjutnya Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, juga
mencantumkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada Bagian Ketujuh Belas,
Pengamanan Zat Adiktif, Pasal 115 ayat (1) Kawasan tanpa rokok antara lain:
- Fasilitas pelayanan kesehatan;
- Tempat proses belajar mengajar;
- Tempat anak bermain;
- Tempat ibadah;
- Angkutan umum;
- Tempat kerja; dan
- Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Lalu pada ayat (2) Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa
rokok di wilayahnya. Sehingga menindak lanjuti pasal 25 Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2003 tersebut beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. Tapi kota Medan belum punya peraturan
mengenai kawasan bebas rokok ini. Hanya Jakarta dan Bogor saja yang sudah
membuat perda mengenai hal ini.
Banyak yang merokok di tempat umum. Padahal banyak
anak-anak dan wanita hamil yang sangat membahayakan kesehatan mereka
dikarenakan terpapar asap rokok.
Merokok di lingkungan sekolah, selain menjadi
contoh yang tidak baik bagi anak-anak, sekali lagi anak-anak dan wanita dan juga
orang lain yang tidak merokok terpapar asap rokok. Mungkin saja ada guru wanita
atau pun ibu siswa yang menjemput, yang sedang hamil.
Contoh lain lagi…
Buang sampah tidak pada tempatnya. Seperti di
lingkungan tempat tinggal saya, di seberang jalan kecil depan rumah saya ada
parit yang lumayah besar. Nah beberapa
tetangga dan orang-orang yang tinggal di gang belakang seringkali membuang
sampah ke parit. Sudah dihimbau dengan baik supaya jangan buang sampah ke
parit. Ehh malah marah. Katanya, “dia itu orang lama, kami ini orang baru.”
Entah apa hubungannnya orang lama sama orang
baru dengan buang sampah ke parit. Andai itu banjir bisa pilih, untuk masuk ke
rumah yang buang sampah ke parit saja.
Lagipula kami sudah belasan tahun tinggal di
lingkungan kami yang sekarang. Orang baru jugak kami? Ahh mungkin dia udah
tinggal di situ ribuan tahun, makanya dia bilang dia orang lama…. (kenal dong
ma T-Rex dan genknya)
Katanya juga, “kan mengalirnya paritnya”. Bah…
iya di sini mengalir, agak jauh sikit ko jalan ke sana, depan bioskop lama tu. Berenti
sampah tu di situ”
Yang anehnya, ketika mereka bepergian ke Negara
lain, yang memiliki peraturan yang sama dengan negera kita ini soal kebersihan atau pun yang lainnya,
mereka mau menaatinya.
Kenapa begitu ya? #elus-elus jenggot#
Apa karena petugas dan masyarakat kita kurang
tegas menegur atau bertindak secara hukum, baik hukum sosial ataupun hukum
peradilan apabila ada yang melanggar?
Di Negara lain, masyarakatnya mau ramai-ramai
menegur orang yang tidak menaati peraturan, seperti aturan kebersihan misalnya.
Nah di Negara kita? Kalo kita tegur mereka yang
melanggar peraturan merokok di tempat umum, atau peraturan kebersihan; buang
sampah sembarangan, kalo gak kita diketawain, kita dimarahin.
Itu kita menegurnya secara halus lho… saya
malah gak mau bilang menegur, tapi menghimbau.
Gimana klo saya tegur dengan keras atau kasar,
mungkin dilempar bom Molotov pulak awak.
Belum lagi kalo disuruh memilah sampah ya,,
Miris…
Tapi… ada juga yang mulai bagus di Negara kita
ini. Orang-orang sudah mulai sadar untuk mengantri. Kalo ada yang menyerobot
antrian, pada protes de yang diserobot hehehehehe.. belum semua tempat memang…
tapi adalah harapan….
Dan menurut saya, jikalau memang susah untuk
mengubah orang lain. Mari kita mengubah diri kita sendiri dulu. Kan gak
beratnya.
Contohnya; Kita tidak main hp di pom bensin,
walaupun kita di dalam mobil. Apalagi pas kita lagi naek sepeda motor.
Bagi yang merokok, tengok-tengok juga
tempatnya. Kalo rame-rame lagi kumpul-kumpul jangan la merokok. Kesiyannn sama
kami yang tak merokok jadi terpapar asap rokok. Apalagi konon kabarnya yang
kena asap rokok lebih membahayakan kesehatannya daripada yang merokok. Ini udah
dia yang merokok, dia pulak ikut menghirup asap rokok, dapat bonus lah dia ni…
Trus kalo di pesawat, jangan kelen hidupkan
dulu hp kelen tu sebelum kelen sampai di gedung airportnya. Bahaya tau… kalo
kelen memang ditakdirkan dijemput, dijemputnya kelen. Kalo pake angkutan
online, bisanya kelen panggil dari ruang tunggu tu….
Hahh.. dah kayak merepet awak…
Maap ya… kalo ada kata-kata yang salah, mon maap
.. baeknya maksud awak ni…
Kalo ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalo ada umur yang panjang
Boleh kita numpang mandi lagi
#eh
Wassalam…
Saya setuju banget, terutama masyarakat usia dewasa malah yang banyak tak ikut aturan, kalau anak-anak generasi jaman now pada ikut aturan, lho. Apa mereka udah kebiasaan gitu ya
BalasHapusYah begitulah Mak.
BalasHapusSedih dan ironi.... Tapi susah untuk mengubah mindset yak
Kadang gimmick anak muda suka "Peraturan ada untuk dilanggar"
BalasHapusHaha, kadang kita kalo negur orang jangan santun kali kak.. Memang ada tipe orang yang ditegur baik2 dia malah nyolot.
Jadi untuk tipe kayak gitu, kayaknya negur nya harus kayak singa. Hehe
Aku belum pernah naik pesawat, paling ga jadi tahu deh spoiler peraturannya.
BalasHapusKesimpulan yg oke banget mbak, melakukan peraturan tersbut dari diri sendiri,
Mungkin karena tidak ada sanksinya ya mb, jadi masih banyak yang sesukanya. Sepertinya perlu dibuat hukumannya.. Hihi..
BalasHapusAduh maafkeun, kok saya ke-tap publish terus yahh.. intinya legal culture msh PR besar buat dibenahi di negeri tercinta ini. Tfs yaa. Saya auto-ngakak pas baca elus² jenggot. Bayangin Vivi bejenggot. Ih Vivi bs aja ngelucu yah
BalasHapusDidoain semoga cepet sadar aja mba kalo kaga mempan dikasih tau. Dan semoga gak nemu lagi2 dah orang2 kaya gitu. Yang paling penting semoga kita selalu berusaha taat peraturan. Hehe.
BalasHapusIntinya, kesadaran dari diri sendiri untuk mentaati peraturan masih kurang, Mbak. Lalu budaya menganggap hal sepele, padahal kalau sampai dilanggar atau terjadi, bahayanya sangat besar. Kayak merokok di SPBU. Karena menganggap sepele, ah.. tidak apa-apa ini. Padahal kalau sampai kebakaran, merugikan banyak orang.
BalasHapusSolusinya sangsi tegas memang perlu atau sesuatu yang menyebabkan efek jera.
Lebih parah lagi kk, orangtua bonceng anaknya main terobos aja lampu merah. Mau jadi apa anak dan cucunya nanti? Padahal kesadaran itu harus dimulai dari orangtua yang diturunkan ke anak dan cucunya. Semoga Pemerintah pun lebih tegas lagi utk menegakkan peraturan yang dibuat.
BalasHapusmungkin karena manusia indonesia hobinya mengikuti prinsip peraturan dibuat untuk dilanggar
BalasHapusOrang Indonesia bisa kok tunduk pada aturan, kyk misalnya kalau pergi ke negeri sebelah Singapore, yang biasa ngerokok sembarangan di sana bisa nahan buat gak ngerokok sembarangan, Eh begitu balik negara sendiri ya kumat lagi.
BalasHapusIntinya kyknya ke penegakan peraturan gtu. Kalau di sini tau sendiri lhaaaa... org di bandara/ mall aja banyak perokok di depan tulisan "dilarang merokok" krn emang gk sungguh2 ditegakkan hukumannya.
Salah satu yang membuat orang kita banyak yang tidak taat aturan adalah sistem pendidikan kita yang fokus ke akademik dibandingkan pendidikan karakter
BalasHapusPeer terdekat dan terpenting bagi diri kita sendiri adalah untuk mengubah diri ke arah yg lebih baik. Baru selanjutnya mengubah orang lain :)
BalasHapusMemang masyarakat kita terbilang lucu dalam menaati aturan, pada kondisi tertentu, aturan itu bisa di ikuti, tapi itupun kadang juga dilanggar. Mungkin itu semua karena kurangnya kesadaran itu. Dan kesadaran itu harusnya dilatih lewat pengawasan oleh penegak aturan.
BalasHapusKayaknya orang orang Indonesia harus banyak banyak main atau diceritain gimana hidup di luar negeri. Mereka bisa hidup nyaman dan maju karena masyarakatnya disiplin dan ikut aturan. Sekarang, banyak orang orang Indonesia yang nyaman sama kehidupannya. Nyaman buang sampah sembarangan, toh apa sih dampaknnya buat gw? Ngapain sih harus gak ngerokok di tempat umun, halah paling juga dimarahin doang. Gitu kebanyakan pola pikirnya
BalasHapusyuk kita mulai diri sendiri taat aturan, biar yang lain ketularan :)
BalasHapuskesadaran dirinya yang masih sangat kurang ya mbak. Harus dibenahi lagi sih, terutama dari diri kita terlebih dahulu.
BalasHapusYuuk mulai dari lingkungan terdekat, dari keluarga kita dibiasakan taat peraturan, semoga suatu saat Indonesia semuanya taat peraturan, aamiin
BalasHapusMemang masih kurangnya kesadaran masyarakat, harus dimulai dari diri kita sendiri sih..
BalasHapusPada nakal kali ya menganggap peraturan itu seperti tantangan, hehehe
BalasHapusWaalaikumsalam..
BalasHapusTulisan ini bisa jadi self reminder nih buat para pembaca...
Kalo menurut aku, masyarakat Indo itu masih beranggapan bahwa aturan dibuat untuk dilanggar.
Makanya kurang self awareness atau kesadaran diri. Mungkin kalo pada taat aturan, penjara gak bakal penuh ya, Mak. wkwk
Alhamdulillah masyarakat kita sekarang udah sadar akan aturan. Dan budaya malu untuk melanggar pun terlihat.
BalasHapus