Drama Vaksin Episode 2

Assalammualaikum wr wb,

Tak terasa sudah satu bulan berlalu sejak vaksin covid pertama saya. Sekarang telah tiba saatnya saya harus menerima vaksin covid untuk yang kedua kalinya.

Saya berencana untuk melaksanakan vaksin kedua di rumah sakit yang sama, yaitu di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

Kalau vaksin di Rumah Sakit Sanglah Denpasar ini, kita harus mendaftar secara online dua hari sebelumnya. Jadi sejak tanggal 1 Agustus saya sudah mulai mencoba mendaftar ke Rumah Sakit ini. Tapi selalu sold out alias penuh terus. Sampai dua minggu lho, tiap tengah malam saya mencoba mendaftar secara online. Tapi selalu gak kebagian jadwal. Dan dapatnya itu di dua minggu kemudian. 

Saya seharusnya harus divaksin lagi di tanggal 2 Agustus 2021, tetapi baru berhasil mendaftar dan mendapatkan jadwal vaksin di tanggal 14 Agustus 2021.

Setelah berhasil mendaftar, saya dan pak suami bingung. Ke mana menitipkan anak-anak. Tak mungkin ditinggal saja di rumah tanpa ada yang mengawasi. Waktu vaksin pertama yang lalu, kami masih tinggal di apartemen, dan bisa menitipkan anak pada penjaga apartemen yang sudah dikenal  baik. Tapi sekarang kami sudah pindah ke tempat tinggal baru, dan tidak ada yang bisa dipercaya untuk mengawasi anak-anak.

Setelah dibicarakan dengan alot, menimbang, membanting, kemudian dipungut kembali (apa coba!), akhirnya diputuskan, dibawa sajalah anak-anak ke rumah sakit. Nanti biar saya sendiri saja yang masuk ke dalam rumah sakitnya, pak suami dan anak-anak tunggu di luar atau menunggu di tempat lain yang lebih aman. Karena kan seperti kita ketahui, rumah sakit banyak orang sakitnya, sedangkan keadaan sekarang sangat rentan, dan kita berusaha menjaga kesehatan sangat-sangat ekstra. Ye tak??

Saya dapat jadwal vaksin itu jam 11 - 12 siang. Jam 11 kurang 5 saya tiba di rumah sakit. Sendirian masuk ke gedung tempat vaksin dilaksanakan. Sama seperti bulan lalu, tempat vaksinnya itu di lantai 3. Tak seperti bulan lalu, yang naik tangga, kali ini saya cari lift. Biar gak ngos-ngosan sampai di lantai 3.

Setelah melapor ke bagian pendaftaran, dengan menunjukkan surat keterangan vaksin bulan lalu, dan bukti jadwal pendaftaran online ke petugas, saya pun duduk di ruang tunggu menunggu giliran dipanggil.

Saya menunggu hampir satu jam. Lama juga ya.. Malah saya fikir, apa mereka melewati nomer antrian saya ya... Tapi akhirnya saya dipanggil juga. 

Berbasa-basi sama ibu petugas yang akan mengukur tekanan darah saya. Beliau heran dan bertanya, kenapa helm saya dibawa-bawa, apa saya pernah kehilangan helm. Saya jawab, saya gak pernah kehilangan helm, tapi helm saya pernah basah kena hujan. Jadi helmnya tak bawa-bawa aja setelah kejadian itu. hehe..

Sebelum divaksin, seperti kemarin, tekanan darah saya diukur dulu. Dan.... sodara-sodara, tekanan darah saya tinggi sekali. Ya Allah. 210 per ..... ndak tau per berapa, lupa nanya, udah shock duluan sama angka depannya. Saya disuruh sama ibu petugasnya untuk menunggu dulu di luar, santai-santai dulu, nanti masuk lagi.

Yah.. akhirnya saya keluar lagi, duduk lagi di ruang tunggu. Saya minum lagi obat darah tinggi saya, padahal di rumah sebelum pergi sudah saya minum. Terus saya nonton youtube, buka tontonan 'Lapor Pak', ada Sule, Andre, yahh yang penting bikin saya ketawa gitu. Biar ndak stres dan tekanan darah mudah-mudahan menurun.

Sekitar 20 menit saya duduk dan nonton youtube. Sampai saya lihat antrian vaksinnya sisa beberapa orang lagi. Yang mau divaksin hari itu habis. Mungkin karena hari Sabtu, jadi mereka menerima pasien yang hendak divaksin sedikit dari biasanya, kan Sabtu kerja hanya setengah hari. Dan saya jadi orang terakhir yang masuk untuk divaksin.

Saya menghampiri lagi petugas yang memeriksa saya di awal. Dan tekanan darah saya diukur lagi. Walaupun masih tinggi, tapi sudah turun menjadi 180. Petugasnya mengizinkan saya divaksin. Setelah beberapa kali saya bertanya "Dokter yakin?". Jadilah saya divaksin. 

Dan vaksin saya saat itu dan bulan lalunya adalah Sinovac.

Apakah ada efek yang mengganggu setelah divaksin yang kedua. Ya ada.

Malamnya saya ndak bisa tidur. Jika berbaring saya jadi susah bernafas. Susah sekali rasanya menarik nafas. Lewat jam 12 malam, saya baru tertidur, dan baru saja tertidur, eh udah pagi. Belum puas rasanya tidur. Ada beberapa malam saya berada dalam kondisi seperti itu.

Saat saya mengupdate tulisan ini, sudah H+10, saya merasa semua sudah normal kembali.

Demikian pengalaman vaksin kedua saya.

Jangan lupa baca juga Cerita Vaksin Pertama ya...

Atau kalau mau nambah pengetahuan tentang vaksin-vaksin covid-19 bisa baca Cerita 5 Vaksin

Salam...