Assalammualaikum wr wb,
Kali ini saya akan bercerita tentang 'pilah sampah' di lingkungan rumah saya.
Sudah hampir setengah tahun juga saya hijrah ke Denpasar ini. Gak terasa...
Dan salah satu hal positif dalam kehidupan keluarga kami di sini adalah tentang peduli lingkungannya.
Yup, di lingkungan rumah kami sekarang, warganya diwajibkan untuk memilah sampah dari rumah.
Ketika saya tahu tentang hal ini, sebagai penganut aliran zero waste dan go green pemula, saya lumayan excited.
Ketika sudah melapor ke pejabat setempat tentang kepindahan kami ke daerah ini, mereka juga mulai meng-edukasi kami tentang penanganan sampah di daerah rumah kami ini. Kami diberi 3 buah tong sampah dengan warna dan kegunaan yang berbeda.
- Warna merah untuk sampah organik,
- warna hijau untuk sampah yang dapat didaur ulang, dan
- warna kuning untuk sampah residu atau sampah yang tidak bisa didaur ulang.
Tempat sampah rumah kami |
Memilah sampah itu mudah-mudah susah. Sampai sekarang pun terkadang masih membuat saya bingung, dan buka primbon yang diberikan oleh petugas persampahan di daerah rumah saya.
Yang harus diperhatikan sebelum membuang sampah adalah, termasuk kategori apa sampah kita.
Di lingkungan saya, sampah itu dibagi dalam 3 kategori, karena itulah setiap warga punya 3 buah tong sampah dengan warna-warna yang berbeda. Kategori-kategori tersebut adalah:
1. Sampah organik
Yang termasuk ke dalam sampah organik ini antara lain,
- Sisa buah
- Sisa makanan
- Sisa daging
- Sisa sayur
- Cangkang telur
- Sampah kebun
- Sampah upacara (canang / sesajen hindu bali)
- Dan sampah organik lainnya.
Sampah organik ini akan dijadikan kompos atau pakan ternak.
2. Sampah daur ulang
Yang termasuk sampah daur ulang antara lain:
- Kardus
- Botol plastik
- Kemasan makanan dari karton yang masih bersih
- Kresek
- Kaleng, misalnya kaleng minuman, kaleng roti, dsb.
- Botol kaca
- Dan sampah daur ulang lainnya.
Sampah daur ulang ini akan diolah kembali menjadi produk baru.
3. Sampah Residu
Yang termasuk sampah residu antara lain:
- Masker bekas
- Bekas kantong teh
- Bekas pembalut
- Popok
- Puntung rokok
- Bohlam
- Kemasan kotor
- Perban
- Bekas tisu gulung
- Dan sampah residu/B3 lainnya
Sampah residu ini akan dibawa dengan aman ke TPA.
Seperti yang sudah saya tulis di atas, memilah sampah itu mudah-mudah susah.
Eh mudah sih sebenernya (walaupun karena belum terlalu terbiasa, agak membingungkan kadang-kadang), tapi udah dikasi tau gimananya, begini kira-kira caranya:
1. Siapkan 3 tempat sampah
Tempat sampahnya terserah saja, apapun yang bisa kita gunakan di rumah. Misalnya tong sampah, atau kantung plastik (tapi sebaiknya yang bisa dipakai berkali-kali sih).
2. Sebelum membuang sampah, kita harus perhatikan, sampah kita itu termasuk kategori yang mana.
3. Ingat!!!
MEMILAH bukan memisahkan sampah yang sudah tercampur....
MEMILAH adalah menempatkan sampah di tempat sampah sesuai dengan kategorinya sebelum dibuang.
4. Keluarkan tempat sampah sesuai dengan kategori sampah dan jadwal yang telah ditentukan.
5. Petugas kebersihan akan mengangkut sampah menuju TPS untuk diolah kembali.
Cukup mudah ndak menurut teman-teman?
Walaupun masih terjadi kebingungan di antara kita (eh), tapi harus tetap semangat dan berusaha berpartisipasi dalam memilah sampah ya..
Apalagi secara tidak langsung, anak-anak saya jadi ikut teredukasi juga perihal memilah sampah ini.
Sekecil apapun kepedulian kita, pasti berguna untuk kelangsungan bumi kita tercinta.
Salam dari Binjai, eh dari Denpasar
Keren ini sih mom, apalagi langsung kasih contoh nyata untuk anak-anak.
BalasHapusMasih PR nih untukku, apalagi sekarang nambah menyumbang sampah masker cukup sering🙈
Semoga konsisten memilah sampahnya ya mom🤗
Seneng ya kita baca postingan Kak vivi ini, jd reminder buat memilah sampah dimulai dari rumah sendiri dan dimulai hari ini juga. Thanks for info yaa Sista ^^
HapusIya nih, sampah residu yang suka pusing membuangnya.. serba salah deh.. kalau piring gleas pecah termasuk sampah apa ya? yang jelas harus dibungkus dulu biar nggak berbahaya
BalasHapusKalo memilah sampah didukung begini rasanya jadi lebih semangat ya kak Vi. Satu lagi kekaguman akan Bali selain tidak ada plastik asoy ehh plastik buat belanja ya dari memilah sampah ini. Semoga daerah lain mengikuti. Tapi kok ya di Medan agak susah. Apa kata inang di pajak nanti "yang susahan lah ini kosuruh aku pilih-pilih sampah..." Wkwkwk
BalasHapuskalo misalkan tongnya yg otomatis tebuka tutupnya mungkin bakal lebih asyik ya kak kegiatan buang membuang sampahnya yakan kak?
BalasHapusMau deh kalau semua daerah seperti di Bali. Jadi pengin curhat, di daerahku sini, tepat depan rumahku, ada aliran irigasi yang nantinya akan menuju sawah. Nah mereka masak buang sampah fi situ. Sedih deh lihatnya, petaniyang ngolah tanah pastinya kerepotan y.
BalasHapusSemoga pak petinggi (lurah) di sini bisa baca postingan Kaka Vi ini. Hehehe
Ya Allah jahatnya ya kak.
HapusNgerepotin banget pastinya. Air untuk irigasi kan harusnya bebas sampah 😌
Padahal udah dapet sosialisasinya di Bandung untuk memilah sampah. Tapi nyatanya. Masih berat praktiknya. Huhuhu
BalasHapusYuk lah milah dari sekarang
Kegiatan pilah sampah ini sebenarnya sederhana. Cuman entah kenapa kebiasaan baik ini kadangkala enggak dibiasakan ya merasa berat gitu. Padahal dulu di sekolah yang dianjurkan begini. Sampai di rumah ingin menerapkan kebiasaan baik ini malah mentalnya auto ciut. Adudud … next, ke depannya di rumah saya buat begini kali ya.
BalasHapusKegiatan pilih sampah harus sinergi juga sebenarnya sama pemerintah kota dalam hal ini yang terkait langsung sama dinas pengelola sampah.
BalasHapus.
Sedihnya, sudah dipilah kadang dimasukkan kembali dengan pola gabung sama petugas lingkungan
Berharap kota Medan akan menyusul pemilahan sampah seperti di Denpasar ini yaa Kak Vivi, sampah organik, sampah daur ulang, dan sampah residu. Idealnya memang kesadaran memilah sampah ini dimulai dari rumah tangga masing2 yaa
BalasHapusDinas kebersihan kota selayaknya memberikan edukasi kepada masyarakat lewat kepala setempat hingga level terbawah seperti kepling Keplingmengkampanyekan pemilahan sampah
HapusTulisan ibu jadi nambah pengetahuan saya tentang pemilahan sampah. Dirumah saya hanya ada pemilahan sampah organik dan non organik. Belum ada tong untuk jenis sampah residu.
BalasHapusItupun sudah dipilah masih aja tercampur. Next, ini jadi tugas saya,truntuk diri saya perihal pemilahan sampah dan pentingnya pemilahan sampah.
Semoga pemilahan sampah ini menjadi kebiasaan semua orang-orang ya bu
Alhamdulillah, aku pun di komplek rumah sudah mulai pilah pilih sampah untuk masuk bank sampah, lumayan juga ya hasilnya :)
BalasHapusHarus niat memang, karena pernah coba eh gagal lagi, gal di pilah2. Mungkin awalnya aja ribet dah tu kl terbiasa pasti aman aman aja, tq kak dah reminder 😁
BalasHapusKami di rumah sedang belajar juga kak pi memilah sampah. Tapi hanya Dua kategorinya organik Dan non organik. Jadi tantangan tersendiri ketika ada tamu dtg kemudian menambahi sampah sembarangan itu kadang bikin palak hahaha
BalasHapusBali benar-benar peduli pada lingkungan ya mbak. Salut saya. Dengan memilah sampah otomatis juga membantu pelestarian lingkungan ya.
BalasHapusMembaca tulisan ini, saya jadi ingat pengalaman di Jepang. Dimana sampahnya dipisah juga. Cerita partner di Jerman juga, mereka memilah sampah di rumah sebelum diserahkan ke pembuangan.
BalasHapusWaah mau mulai begitu di mari, ntar diketawain, toh juga pembuangannya pasti kembali lagi ke TPA. hiks. Semoga Indonesia sadar dan makin peduli akan sampah dan lingkungan ya mbak.
Salam dari Binjai, eh Toba, eh Batam. hehe
Enak juga ya kak vi, sampah di sana bisa dipilih2 gitu berdasarkan jenisnya. Klo disini untuk tukang sampah ya tetap aja digabungin semuanya
BalasHapusBali keren banget sih. Tong sampah warna warni gini membantu dalam memilah sampah ya kak meskipun berujung buka buku primbon haha, gpp, kuncinya practice makes perfect. Aku mau tiru ah, makasi kak
BalasHapus