Sumber foto: finansialbisnis.com |
Assalammualaikum wr wb...
Halo apa kabar?
Di tulisan saya kali ini, saya akan membahas tentang membeli rumah pertama.
Kenapa rumah pertama?
Karena aturan membeli rumah pertama dan rumah selanjutnya itu berbeda di Indonesia.
Dan, bagaimanakah alurnya membeli rumah pertama?
Membeli rumah dari developer ada beberapa cara. Kita bisa membelinya dengan cara datang ke pameran-pameran rumah, atau bisa juga beli dari portal-portal yang menjual rumah.
Teman-teman bisa melihat dan menyesuaikan terlebih dahulu, teman-teman akan membeli rumah ini dari dilihat dari sisi mana; dekat dengan kantor kah? dekat dengan orangtua kah? atau dekat dengan suatu fasilitas yang teman-teman suka atau butuhkan? Beda sudut pandang, beda juga hasilnya.
Teman-teman bisa search dari portal-portal tersebut atau datang ke pameran-pameran, misalnya datang ke Indonesia Properti Expo, dan pameran properti lainnya.
Jika teman-teman sudah menemukan rumah yang disukai dan memutuskan untuk membelinya, berikutnya kita cek kemampuan kita. Dari rumah yang telah dipilih tadi, harganya berapa? sesuai tidak dengan kemampuan kita.
Ingat! Keinginan boleh besar, mimpi boleh besar, tapi kita harus lihat juga 'where are you now'. Kalau teman-teman punya tabungan yang besar, mungkin bisa beli secara tunai. Kalau tidak bisa cash, teman-teman punya dua pilihan; cash bertahap atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
Sumber foto: pinhome |
Syarat Pengajuan KPR
Punya pekerjaan dan DP (Down Payment)
Syarat mengajukan KPR, yang utama adalah harus sudah bekerja. Lalu harus punya DP. Standarisasinya untuk rumah pertama adalah 10 persen dari harga rumah. Kita harus siapkan DPnya. Kemudian, carilah developer-developer yang kredible.
Penting! Jangan beli rumah dari developer yang tidak jelas. Pilih developer yang track recordnya sudah jelas, atau barangnya sudah jadi (rumahnya). Paling aman itu, rumahnya sudah jadi dan sertifikatnya jelas. Dan harus tahu juga, developer tersebut bekerja sama dengan bank yang mana.
Sekali lagi dipastikan, DPnya sudah ada, kekuatan secara finansial kita sudah ada, dan lihat bank apa yang support ketika kita mengajukan pembelian rumah tersebut. Bank-bank yang sudah jelas itu seperti; BTN, Bank Mandiri, BNI, BRI.
Bank akan menganalisa developer tersebut, layak atau tidak untuk proses KPR ini. Kita sebagai pembeli juga akan dianalisa oleh bank; kesanggupan kita, karakter kita. Bank akan menganalisa kedua belah pihak, pihak developer sebagai pihak penjual, dan kita sebagai pihak pembeli. Hal-hal seperti ini lebih safety untuk kita.
Biasanya yang dianalisa oleh bank, adalah berapa lama kita sudah bekerja (standarnya 2 tahun kerja), berapa gaji kita. Angsuran itu minimal 1/3 dari total gaji kita. Kalau misalnya gajinya 10juta, paling tidak 3 juta itu untuk membayar cicilan. Kita juga bakalan dicek juga oleh bank, kita punya cicilan lainnya juga kah? 3 juta itu cicilan total lho ya teman-teman. Kalau punya cicilan lain, sebaiknya lunasi dulu cicilan lainnya.
Bank bisa melakukan pengecekan semua cicilan yang kita punya. Namanya SLIK, Sistem Layanan Informasi Keuangan (dulu namanya BI Checking). Dari pengecekan bank yang menggunakan KTP, NPWP dan lainnya, mereka akan tahu, apakah kita punya tunggakan.
Pemberkasan
Jika bank merasa kita bersih, aman, tidak ada tunggakan, selanjutnya adalah pemberkasan. Pemberkasan ini adalah pengumpulan data-data, seperti slip gaji, KTP (id card), KK (kartu keluarga), NPWP (nomor pokok wajib pajak), surat keterangan bekerja di mana, berapa lama bekerjanya, dan harus karyawan tetap, bukan karyawan kontrak.
Kemudian developer akan mengeluarkan SPR (surat pemesan rumah), biasanya dibantu oleh marketing dari developer. Jadi, setelah booking fee, selanjutnya adalah pemberkasan dan juga pembayaran DP.
Walaupun DP juga dicicil beberapa kali, tapi biasanya pemberkasan juga berjalan. Karena beberapa surat mungkin agak lama proses mendapatkannya. Misalnya surat keterangan bekerja dari perusahaan tempat teman-teman bekerja.
Marketing developer dan marketing bank juga nanti saling kroscek, apakah ada berkas yang kurang, atau tidak cocok. Tentang rekening koran juga, akan dicek rekening koran dari 3 bulan atau 6 bulan sebelumnya. Dari rekening koran ini akan tercermin pendapatan kita, pastikan rekening koran kita memang mencerminkan pendapatan kita. Karena pihak bank butuh tahu dari rekening koran kita, apakah kita layak untuk mendapatkan pinjaman, dan apakah kita memang mampu untuk membayar angsuran ke depannya.
Selanjutnya akan keluar SP3K (sejenis surat pesetujuan kredit lah begitu). Nanti dicek lagi, dianalisa. Benar kah dia sanggup untuk bayar cicilan standar dengan DP 10 persen tersebut, karena ternyata dia banyak cicilan lainnya. Sehingga harus menambah DP, supaya cicilannya sesuai kesanggupan si pembeli rumah.
Anyway, teman-teman tidak usah menunggu hitung-hitungan bank. Teman-teman bisa pakai mortgage calculator.
Di mortgage calculator ini, ada perencanaan keuangan dana membeli rumah. Teman-teman bisa menghitung langsung. Misalnya, uang teman-teman itu cukupnya di DP berapa. Kamu punya DP berapa, nanti cicilannya berapa. Jadi teman-teman bisa tahu dari hitung-hitungan itu, teman-teman bisa didanai atau tidak.
Keluarnya SP3K ini dicek juga oleh pihak bank, baik dicek langsung ataupun tidak langsung. Orang yang mengajukan kredit ini dicek kerjanya dimana. Ada juga yang langsung didatangi ke tempat kerjanya. Tapi ini semua tergantung banknya, tidak semua bank seperti itu. Minimal pihak bank akan menelepon ke perusahaan orang yang mengajukan kredit rumah tersebut. Sekali lagi, ini tergantung kebijakan bank yang bersangkutan.
Setelah SP3K ini keluar, akan kelihatan apakah harus menambah DP atau tidak, agar jumlah cicilan sesuai dengan kesanggupan orang yang mengajukan kredit. Setelah jumlah cicilan beres, baru bisa akad.
Akad kredit biasanya ada notaris, dan berlangsung di kantor developer, atau di bank yang bersangkutan. Tapi kebanyakan sih akad berlangsung di bank.
Jadi di satu ruangan itu nanti ada notaris, developer, pihak bank, dan orang yang mengajukan kredit. Kalau si pengaju kredit sudah berkeluarga, maka suami istri ikut akad.
Setelah tanda tangan akad, yes selamat! Anda secara agreement, sah punya properti. Mantap kan..
Kemudian atur waktu untuk serah terima rumahnya, kalau rumahnya sudah jadi. Kalau rumahnya belum jadi, ya tinggal tunggu rumahnya jadi.
Tapi disarankan beli rumah yang sudah jadi, atau satu bulan lagi jadi. Atau sedang dalam proses pembangunan. Lebih safe..
Ada sebuah kebanggaan dapat memiliki properti. Apalagi di usia yang tergolong muda. Memang sih, penuh perjuangan untuk punya properti di usia muda, banyak kesenangan-kesenangan masa muda yang harus ditunda. Misalnya, jadi jarang traveling. Fokus untuk menyiapkan DP.
Semoga kita semua bisa segera memiliki rumah sendiri.
Salam
Pembahasan lainnya
Pastikan membeli rumah yang sudah beneran jadi atau sebulan lagi jadi.
BalasHapusAha, iya. Biar nggak merugikan ujung-ujungnya ya Kak. Memang deh, kalau dana yang kita punya sudah ada dan cukup untuk DP maknanya kita sudah siap.
Dan jangan lupa cari tahu dulu kemampuan kita dalam membeli rumah dengan menggunakan mortgage calculator ya, pastinya lebih sesuai dengan kemampuan membayar dan keinginan kita ya.
HapusPenting banget memang membeli dari developer yang track recordnya sudah jelas krn banyak developer yang gak bagus kerjanya ya. Tantangan banget juga nih buat developer yang baru meniti karier.
BalasHapusWah... jadi dapat oencerahan tentang properti nih. Apalagi saya memang lagi nyari informasi tentang KPr. Makasih kak infonya sangat membantu
BalasHapusAwalnya saya menjauhi yang namanya KPR, tapi ke sini-sini menyadari bahwa punya rumah sendiri sangat penting. Karena sejauh ini kalau nggak dipaksakan, agak susah juga. Minimal ngumpulin dulu buat DP.
BalasHapusDuh, baca ini jadi teringat akan BI Checking kami bermasalah terkait KPR yang kami serah terimakan ke Bank.
BalasHapusDeveloper lari, tidak menyelesaikan tanggungjawab dalam finishing proyek. Tapi beban pembayaran tetap ditagih dan bank gak mau tau. Udah diserahterimakan juga gak ngefek ke BI Checking
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusEh kok banyak typo. Jadi malu maksudnya kemampuan kita dalam membeli rumah baru itu setiap orang tentu saja berbeda ya. Karenanya kita bisa menyesuaikan saja dengan kemampuan masing-masing...
HapusImho
Cmiiw
Dulu 2006 ambil KPR DP masih harus 30%..gila aja ambil rumah di area Jakarta, beneran nekad. bingung hitungannya..Tapi Alhamdulillah kelar sudah. Kini ada mortgage calculator semua bisa direncanakan dan dihitung dengan lebih baik ya
BalasHapusIya kak Dian. Membantu banget buat kita yang gak ngerti hitung-hitungan cicilan.
HapusMortgage calculator ini keren sih kak. Bisa ngitung dengan akurasi yang pas untuk KPR yang kita ambil. Meskipun pusatnya UK tapi bisa digunakan untuk seluruh dunia juga.
BalasHapusNah iya. Memang harus bener-bener direncanakan kalau ingin membangun properti. Jangan sampai di tengah jalan kesulitan karena asal maju saja
BalasHapusBener nih mom, nasihat ibuku juga kurang lebih seperti ini. agak susah zaman sekarang kalau ngga KPR mah hehehe.. Tapi ini lagi usaha banget karena tanah udah lunas tinggal tahap pembangunan untuk rumah pertama ajaaa
BalasHapusKak Vi, menarik juga ini jadi bahan diskusi ke pakar pertanahan di Indonesia dan ke para praktisi jual beli properti, mereka menggunakan mortgage calculator juga nggak ya, takutnya blm tahu mereka hehe
BalasHapusInformasi yang penting dan harus dibaca ya bagi yang ingin membeli rumah. Saat ini memang banyak penawaran rumah, pasar sedang menggeliat, sehingga para pembeli seharusnya hati-hati saat ingin membeli rumah. Memahami aturan sebelum melakukan pembelian.
BalasHapusPelajaran nih buat kami yg hampir 2 tahun memulai kehidupan rumah tangga untuk memiliki aset terutama rumah untuk masa depan,
BalasHapusMaacih ya mom Bali artikel nya bermanfaat
mortgage calculator walaupun web UK, kita di Indonesia pun bisa menggunakan manfaat nya. makasih ya kak vi buat informasinya.
BalasHapusJadi kepikiran rumah awak ni, pernah nunggak 1-2 bulan, kira2 dapat SP3K gak ya, ah iya mau coba juga Mortgage ini, bisa dipake di wilayah Indonesia juga ya kak
BalasHapusRumah pertama kami pake KPR kak. Sebelum memilih memang harus dipikirkan kesanggupan kita dalam membayar cicilan per bulan. Jangan sampe di bulan keberapa udah mulai pusing bayarnya, hehe..
BalasHapusApa yg di katakan kakk betul, saudara sy pun beli rmh KPR hrus bijak jgn asal beli, dilihat juga lingkungan kpr aman atau gak.
BalasHapusMortgage calculator ini bagus sih kak. Dia bisa menghitung pengeluaran kita untuk kredit rumah dengan penghasilan kita. Jadi seperti memberitahu batas kemampuan kredit dengan gaji gitu
BalasHapus