Cerita Rabu - 26062024

Assalammualaikum wr wb

Hai temans, apa kabar? 

Hari terakhir rabu (semoga), di salah satu rumah sakit di Kota Pekalongan. 

Aku udah dirawat di rumah sakit ini hampir 5 hari. Sudah melebihi jatah BPJS yang cuma 3 hari. Kabarnya pihak rumkit akan memulangkanku hari ini walaupun tensi masih di 170-180.

Selain karena sudah melewati jatah rawat inap, aku juga sudah bosan di sini. Dan aku rasa petugas di sini (dokter beserta perawatnya) pun muak juga liat aku. Jadi orang kok ya ndak sembuh-sembuh. So, kami, kedua belah pihak sama-muak satu sama lain 😅. 

Cerita random hari ini di rumah sakit. 

Kemaren aku sudah dikasi nasi untuk makan, ga bubur lagi. Padahal buburnya enak. 

Kenapa hari ini aku dapat bubur lagi ya? 

Aku heran.. 

Petugas penyedia makanan di rumah sakit ini memang sering gak sinkron. 

Aku pasien hipertensi yang tensinya lumayan tinggi dikasi menu daging. Sudah tiga kali aku dapat menu daging, sekali menu bersantan. Alhasil aku cuma makan nasi bubur atau nasi putih pake sayur bening yang anyep alias gada rasa. 

Aku ya rapopo. Aku bisa apa? Aku hanya bisa bersabar. Orang sabar disayang Gusti Allah SWT, aaamiiin ya Allah... 

Tapi walau bersabar, aku tetap merasa terhegeh-hegeh.  

Temans tau arti terhegeh-hegeh? 

Aku juga ga tau arti sebenernya kata terhegeh-hegeh itu. Cuma kata itu lucu menurutku. Mungkin artinya gemetar? Wallahu a'lam

Emang pada dasarnya tanganku itu bantet sih ya. Gegara infus jadi tambah bantet 😤

Cerita random lainnya di rumah sakit

Semalam ada pasien baru yang masuk di ranjang sebelahku. 'Roomate baru' bahasa kampungku. 

Seorang nenek dengan keluhan sama sepertiku; hipertensi. 

Katanya dia ga sengaja kemakan sate kambing pas qurban kemaren. (Lama juga reaksi hipertensinya ya) 

Dia dijagain sama sepasang pria dan wanita. 

Tebakku itu anak dan menantunya. 

Pas ngobrol dibeberapa menit kemudian, kami saling bertegur sapa dan memperkenalkan diri. Tapi kami gak saling menyebutlan nama juga, weird kenalan 😄. 

Aku tanya apa dia orang pekalongan, karena logatnya kayak bukan. Dia bilang dia asli pekalongan, istrinya orang manado, dan yang sakit adalah ibunya. Aku cuma manggut-manggut bae 😄. 

Beberapa lama kemudian, perawat masuk ke ruangan kami untuk menindaklanjuti nenek si pasien roomate-ku. Perawat tanya ke si menantu perempuan orang manado itu. "Si mbahnya ibunya si mba? "

Dijawab "bukan. Ibu ini ibunya temenku".

Si menantu nanya lagi sama perawat, " Pacar bahasa jawanya apa ya mas?".

Perawat jawab, "bojo mba".

Terus mereka ketawa-ketawa. 

Aku dan mba Lia yang jagain aku pun ketawa diem-diem. 

Now I understand what kind of relationship they have *elus-elus jenggot*.

Eh pembaca paham kan...? 

Memang bukan urusan kita bagaimana hidup mereka. Tapi kok ya terhibur jugak. 

Jahat gak sih aku kayak gitu? 

Cerita random lagi

Semalam kata perawat, hari ini aku bisa pulang habis dokter visite. Dokterku biasanya visite jam satu atau dua siang, intinya habis dzuhur. Senang duongggg. 

Ditunggu sampe jam tiga sore, yang datang dokter pengganti. Dan kabar aku dipulangkan atau gak masih mau didiskusiin. Ayo kita istighfar. 

Emang sih tensiku masih 180-an. Tapi aku udah 5 hari lho di sini, infusku juga udah dibuka. Makanku juga ndak beres. Aku kesel bukan main. Takutnya tensiku malah naik lagi, apa ga makin nelangsa aku. 

Makan sore ku dateng. Nasi putih, bukan bubur lagi. Mungkin bervariasi ya. Siang bubur, malam nasi putih. Biar aku ndak bosen hihiy. Ada tahu goreng, yang langsung diembat anakku, rebus sawi dan wortel, plus kayaknya ikan goreng. 

Makanan rs 

Selera? Tentu cidaq... Tapi ya,  dimakan jugak. 

Balik cerita ke roomate sebelah yuk. 

Dari cerita si cewek Manado ini, kita sebut saja doi Fulana ya. Nah, Fulana ini memang cuma temennya si pria. Kita sebut saja namanya si Fulan. Fulannnn kau begitu indah... 

Eh stop stop... 

Nah si Fulan ini dari sebelum siang udah ga terlihat lagi. Gak tau kemana. Tinggallah si cewek eh Fulana nemenin emaknya si Fulan. 

Fulana ini orangnya cantik. Badannya mungil, dan kesan aku terhadap beliau itu sudah berubah baik saat ini. Dia ngerawat ibu si Fulan dengan telaten. Disuapin makan, obat, dimandiin, diajakin ngobrol, becanda. Curhat-curhatan juga mereka. Katanya Fulana pengen kerja di kapal pesiar international, karena gajinya gede. Mau nabung. Dia udah ga punya kampung halaman lagi, karena itu dia lebih sering mudik ke kampung orang. Aku juga dengar cerita tentang ibunya, gak jelas juga aku ibu dia kenapa, pokoknya dia jadi lebih senang ngurusin ibu orang lain. 

Bikin aku terharu aja obrolan mereka ini haizzz. 

Tapi Fulana perokok. Sayang ya... 

Tapi yang lucu, Fulana dan si ibu saling memanggil aku-kamu.  Aneh di aku, Fulana yang paling umurnya 22 tahun, meng-kamu-kamu-kan nenek umur 70 tahunan. Tapi cukup lucu di telingaku. 

"Bu, kamu gak mau sayurnya ya? "

"Bu, aku mau ke bawah dulu cari cemilan, kamu mau dibeliin apa? ".

😁😁😁

Jam setengah delapan malam lebih kurang, saya akhirnya pulang ke rumah. Alhamdulillah ya Allah. 

Tapi obatnya belom tak ambil. Lamaaaaa. 

Besok pagi aja ambilnya. 

Sekian cerita - cerita hari. 

Salam sehat.